Ini kali kedua aku menuju ke Air Terjun Sedudo. Yang pertama gagal dikarenakan menggunakan Yamaha 1975. Tinggal 2 km rantai motorku jebol, sehingga harus turun kembali. Yang kedua berhasil sampai ke Air Terjun Sedudo karena menggunakan Revo 2008. Jelas saja, beda usia 33 tahun.
Air Terjun Sedudo terletak di kaki Gunung Wilis, tepatnya di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk. Air Terjun Sedudo berada pada ketinggian 1.438 meter dpl, sementara tinggi air terjun ini diperkirakan sekitar 105 meter. Fasilitas Wisata Air Terjun Sedudo sudah cukup baik, dengan jalur transportasi yang mudah diakses.
Dari Nganjuk sampai ke Berbek jalan cukup landai dan lurus. Begitu memasuki Sawahan, jalan mulai berkelok-kelok dan menanjak. Kondisi ini agak berbahaya karena di kiri jalan ada jurang yang curam. Tetapi rasa was-was saat mendaki jalan berkelok tersebut terobati ketika mata melihat pemandangan yang indah. Panorama kota dan lahan pertanian hijau di bawah lereng sungguh menggelitik batin untuk berhenti sejenak dan bergaya di depan kamera.
Harga Tiket Masuk Air Terjun Sedudo
Untuk masuk ke Air Terjun Sedudo ini, pengunjung harus membayar retribusi Rp 2.000.,- Kendaraan roda dua dipungut Rp 1.000,- Sedangkan kendaraan roda empat Rp 2.000.,- Setelah melewati gerbang utama, pengunjung menemui jalan dua arah, ke atas menuju Air Terjun Sedudo, sedangkan ke bawah menuju Agrowisata Ganter dan Air Terjun Singokromo. Dari gerbang utama perjalanan menanjak masih berlanjut sekitar dua kilometer. Kurang dari 400 m, barulah terdengar gemuruh Air Terjun Sedudo
Masyarakat setempat masih percaya, Air Terjun Sedudo ini memiliki kekuatan supra natural. Apabila kita mandi di Air Terjun Sedudo, maka kita akan awet muda. Untuk itu yang sudah tua jangan ikut mandi, ntar malah awet tuanya. Hahaha...
Air Terjun Sedudo sudah terkenal sejak jaman Majapahit. Air Sedudo diyakini sebagai Tirta Suci yang mengalir dari Kahyangan. Sehingga pada jaman Majapahit: Raja, Bangsawan, dan Pendeta menggunakan Air Sedudo untuk mencuci senjata pusaka milik mereka, serta arca dalam upacara Prana Prastita, yang diadakan pada Satu Suro (bulan Jawa). Sisa airnya kemudian dipercikkan untuk masyarakat agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk masih melestarikan acara ritual Mandi Air Terjun Sedudo setiap Satu Suro. Selain untuk menjaga kebugaran tubuh, ritual tersebut juga untuk membersihkan hati dari berbagai perbuatan jahat. Ritual yang semula hanya dilakukan warga Nganjuk, perkembangannya juga diikuti wisatawan yang menyaksikan ritual siraman tersebut.
Pada jaman masuknya islam, Air Terjun Sedudo digunakan Ki Ageng Ngaliman sebagai tempat bertapa. Beliau adalah tokoh penyebar agama Islam di Nganjuk. Tak heran, setiap malam Satu Suro masyarakat setempat berziarah dan menyiram makam Ki Ageng Ngaliman dengan Air Terjun Sedudo. Warga Nganjuk berharap, mereka akan mendapatkan berkahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar