Situ Patengan berasal dari bahasa Sunda Pateangan-teangan (saling mencari). Hal ini berasal dari kisah cinta Putra Prabu dan Putri Titisan Dewi yang besar bersama alam. Ki Santang dan Dewi Rengganis, mereka berpisah untuk sekian lama. Karena cinta mereka yang begitu dalam mereka saling mencari dan akhirnya dipertemukan kembali di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu Cinta". Dewi Rengganispun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar (Pacaran jaman dulu susah ya..., kalau gak minta candi minta danau. Enak jaman sekarang, dibelikan bakso saja sudah cukup). Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati yang disebut Pulau Asmara (Pulau Sasaka).
Menurut cerita ini yang singgah di batu cinta dan mengelilingi Pulau Asmara, senantiasa mendapat cinta abadi seperti mereka. Kalau Anda tidak mendapatkan cinta abadi, minimal si tukang perahu sudah mendapatkan duit dari Anda untuk keperluan anak isteri tercintanya (Jangan-jangan, ini strategi pemasaran si tukang perahu... Ha... ha... ha...).
Situ Patenggang merupakan sebuah danau dengan pemandangan yang sangat indah dan suhu yang sejuk dikelilingi perkebunan teh jangan anda lewatkan untuk mengunjunginya!
BalasHapusok gan kalau dari jakarta kira berapa dananya untuk sepasang ya sekalian plus rutenya dong
BalasHapusSitus Patenggang perlu ditingkatkan pelatihannya terutama penambahan wahana baru mungkin ditambah Waterboom
BalasHapus